Sejarah Desa Jombe
Pada awalnya, Jombe merupakan bagian dari desa Sapanang yang pada akhirnya memisahkan diri dan menjadi desa sendiri. Pada tahun 1991 adalah awal Jombe memisahkan diri dari desa sapanang (Bulan dan tanggalnya tidak terlalu di ketahui) yang kemudian menjadi desa persiapan.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi Jombe, sehingga ingin memisahkan diri dari desa sapanang.
Adapun faktor yang paling utama adalah dikarenakan pelayanan yang dirasakan sangat jauh bagi masyarakat Jombe pada kala itu, kira-kira sekitar 2-3 Kilo Meter (KM) jarak Jombe ke Desa Sapanang. Sehingga membuat masyarakat Jombe merasa lelah, jika setiap saat harus berjalan kaki sejauh 2-3 KM untuk mengurus berbagai macam Keperluan-nya, salah satunya segala hal yang berkaitan dengan administratif.
Sisi lain, secara jumlah kependudukan Desa Jombe telah memiliki ratusan jumlah penduduk, yang terbagi menjadi 4 dusun.
Berpisahnya Jombe dengan Sapanang.
Oleh karena itu, para tetua Jombe sepakat agar kiranya Jombe menjadi desa sendiri, dan membentuk pemerintahan guna mempermudah pelayanan masyrakat pada kala itu. Hingga pada akhirnya, para tokoh masyarakat ternama pada saat itu berkumpul dan bersama-sama menyampaikan aspirasi mereka kepada orang nomor satu di Desa Sapanang yakni Alm. Imandrajuni Dg Rate selaku Kepala Desa Sapanang pada Saat itu.
Sesampainya tokoh masyarakat Jombe di kediaman Alm. Imandrajuni Dg Rate selaku Kepala Desa Sapanang pada Saat itu. para tetua desa yang merupakan wakil masyarakat Jombe, menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka ke kediaman beliau dan sekaligus melakukan kunjungan silaturahmi.
Karena maksud dan tujuannya serta faktor-faktor nya sangat jelas, maka Alm. Imandrajuni Dg rate pun tak bisa menolak aspirasi dari para masyrakat Jombe yang di wakili oleh beberapa tetua Jombe yang mendatangi beliau, hingga pada akhirnya iapun menyepakati permintaan tersebut. Dengan catatan Jombe harus menjadi Desa Persiapan dulu selama 2 tahun, baru bisa membentuk desa sendiri sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selama menjadi Desa Persiapan, yang menjabat sebagai Kepala Desa sementara adalah beliau sendiri selaku Kepala Desa Sapanang sekaligus menjabat sebagai Kepala Desa Jombe yang pada saat itu masih menjadi desa rintisan. Pernyataan tersebut di sepakati oleh para tokoh masyarakat pada waktu itu.
Jadi pada tahun 1991 Jombe resmi menjadi Desa Rintisan dan menjadi Desa Persiapan untuk menjadi Desa sendiri nantinya di tahun 1993. Selama menjadi Desa rintisan, Alm. Imandrajuni Dg Rate memegang jabatan selaku kepala Desa Jombe dan Alm. Sappara’ Dg Ngakji selaku Sekertaris Desa Jombe pada waktu itu.
Akan tetapi kurang lebih 1 tahun Jombe menjadi Desa Persiapan Alm. Imadrajuni Daeng Rate yang dimana menjabat sebagai pimpinan Jombe sebagai desa persiapan pada kala itu meninggal dunia. Pada akhirnya Alm. Jahini Karaeng Lontang lah yang pada saat itu juga menjabat sebagai Camat Binamu mengambil alih roda kepemimpinan Jombe sampai terlepas dari label Desa Persiapan.
Para Tetua yang Menginisiasi Jombe berpisah dengan Sapanang
Adapan tokoh-tokoh (Tetua)/ yang berperan dalam perintisan Jombe menjadi desa persiapan dan nantinya akan menjadi Desa sendiri dan membentuk pemerintahan sendiri adalah: Sapparak Dg Ngakji (selaku sekdes Desa persiapan ), H. Sahid Dg Nyampa', Molla Dg Tobo, Paddewakang Dg Ngimang, Mada’, Laluasa Dg Lisa, H. Bado, H. Taliwang Dg kalu, H. Alimudding, Rabana dg Rowa, Maju (selaku Jannang Jombe ) dan H. Mangkala’ Dg Lili (selaku Iman Desa Jombe).
Setelah Jombe genap 2 tahun menjadi Desa persiapan, Jombe pun mengadakan pemiliahan Umum Kepala Desa yang Pertama kalinyapada saat itu. Dimana ada 3 kandidat yang mencalonkan sebagai Kepala Desa, yakni H. Sahid Dg Nyampa', H.Rajaming dg Lagu, dan Baso Paddewakang Dg Kamma.
Pemilihan ini di adakan pada bulan Desember 1993 yang bertempat di kantor desa lama ( Sekarang TK Al-Amin Surya Indah). Diantara ketiga kandidat tersebut, H.Rajaming Dg Lagu lah yang terpilih sebagai kepala Desa pertama pada saat itu. Hal ini merupakan semangat baru dan wajah baru bagi masyarakat Desa Jombe dan juga pembangunan Desa Jombe.
Setelah beberapa bulan usai pemilihan,tepat pada tanggal 10 Februari 1994, H. Rajaming Dg Lagu pun resmi dilantik menjadi Kepala Desa Jombe yang pertama pada saat itu. Dan yang menjadi Sekertaris Desa adalah Bapak Malleo Dg Ngemba. Dan hal ini pun merupakan cikal bakal Lahirnya Desa Jombe.
Disaat Jombe masih menjadi Desa persiapan dan sampai pada akhirnya resmi menjadi Desa Jombe, awalnya masih memiliki 4 dusun saja, yakni (a). Dusun Jombe utara ( yang dulunya masih bernama Bonto Baddo’), (b). Dusun Jombe Tengah ( yang dulunya masih bernama Alluka ), (c). Jombe selatan (masih bernama Jombe Toa), serta Tompo Balang dan Muncu-Muncu ( masih bernama Setanga). Dan perlu kita ketahui bersama juga bahwa pusat desa jommbe dulunya adalah satu lorong kecil yang biasa di sebut oleh masyrakat luas yakni Salekoa.
Pada masa pemerintahan H.Rajaming Dg.Lagu yang menjabat sebagai kepala desa, perlahan semuanya di rubah. Termasuk nama di setiap dusun dan juga memisahkan antara Tompo Balang dan Muncu-Muncu menjadi dusun sendiri. Sehingga genap menjadi 5 dusun yang kita kenal sampai sekarang. Khusus Tompo balang sendiri, masyarakat mengubah nama Dusun Mereka dari nama Setanga Menjadi Tompo balang di karenakan nama dusun tersebut sangat tidak elok di pendengaran oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu mereka pun mengganti nama dusun mereka dan pada akhirnya menjadi Tompo Balang sama halnya yang kita kenal sampai sekarang.
Mungkin seperti itulah rentetan perjalanan Jombe yang awalnya merupakan bagian dari Desa Sapanang lalu menjadi Desa Persiapan dan pada akhirnya nya menjadi Sebuah Desa Sendiri, hingga di kenal sampai saat ini.
Nama - Nama Kepala Desa Jombe
1. H. Radjaming Dg Lagu
2. Baso Paddewakang Dg Kamma
3. Hasan Tiro (Plt)
4. HJ. Siti Salmah
5. Jusmaedy Dg Temba
Sumber Referensi : H. Rajaming Dg lagu, Rabasang Dg La'lang, dan beberapa Tokoh masyarakat.
Penulis : Fajar Muharram (pemuda Jombe, Alumni MTs dan MA Baburrahman Jombe, Mahasiswa PJKR di UNG)
Tim penggali sejarah : Muslimin Dg Rewa & Fajar Muharram.
Komentar
Posting Komentar